Tes psikotes merupakan salah satu tahapan penting dalam proses seleksi penerimaan anggota POLRI, baik untuk jalur Bintara maupun Akpol. Meskipun bukan tes akademik, psikotes sering menjadi penentu utama karena bertujuan mengukur kepribadian, kestabilan emosi, pola pikir, dan kecocokan karakter dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh institusi kepolisian.
Banyak calon siswa (casis) yang merasa percaya diri saat menghadapi tes akademik dan jasmani, namun justru gagal di tahap psikotes. Bukan karena tidak cerdas, tetapi karena tidak memahami cara kerja soal dan menjawab dengan pola pikir yang tidak sesuai dengan karakter yang dicari oleh POLRI.
Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari jenis-jenis psikotes yang umum digunakan dalam seleksi CASIS POLRI, lengkap dengan contoh soal dan cara menjawabnya secara strategis. Dengan pemahaman yang tepat dan latihan rutin, kamu bisa menghadapi psikotes dengan lebih tenang dan percaya diri.
Table of Contents
ToggleTujuan dan Jenis Tes Psikologi dalam Seleksi POLRI
Tes psikologi dalam seleksi calon anggota POLRI tidak sekadar formalitas. Tes ini dirancang untuk menggali kepribadian dan stabilitas mental para peserta secara objektif. Sebagai calon penegak hukum, seorang anggota POLRI dituntut memiliki karakter yang kuat, mampu bekerja di bawah tekanan, dan bisa bersikap adil serta tegas dalam berbagai situasi. Karena itu, psikotes menjadi alat ukur yang sangat penting dalam menentukan kelayakan seorang peserta dari sisi mental dan kepribadian.
Tujuan Tes Psikologi dalam Seleksi POLRI

Berikut beberapa tujuan utama diadakannya psikotes dalam seleksi CASIS:
- Mengukur stabilitas emosi dan ketahanan mental peserta
- Menilai kepribadian apakah sesuai dengan profil ideal anggota kepolisian, seperti jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan mampu bekerja sama
- Mendeteksi kecenderungan kepribadian negatif, seperti temperamental, egois, atau tidak bisa menerima kritik
- Mengukur kemampuan berpikir logis dan analitis dalam kondisi terbatas
- Menguji konsistensi jawaban, terutama dalam tes kepribadian berulang
Jenis Tes Psikologi yang Umum Digunakan
Dalam seleksi POLRI, tes psikologi bisa mencakup beberapa jenis berikut:
- Tes Logika Aritmatika dan Penalaran
Digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir logis dan pemecahan masalah. Biasanya berbentuk deret angka, pola, atau penalaran hubungan antar simbol. - Tes Pauli/Kraepelin (Hitungan Angka)
Bertujuan menguji ketelitian, konsistensi, dan daya tahan mental dalam kondisi monoton. Peserta diminta menjumlahkan angka secara vertikal dalam waktu tertentu. - Tes Wartegg
Tes ini mengevaluasi kreativitas dan proyeksi kepribadian melalui gambar sederhana. Peserta diminta melengkapi gambar yang belum selesai sesuai imajinasi. - Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule)
Digunakan untuk melihat kecenderungan sifat dan sikap pribadi berdasarkan pilihan yang paling mencerminkan diri peserta. - Tes Kecocokan Kepribadian
Biasanya dalam bentuk pernyataan-pernyataan singkat yang harus dijawab sesuai dengan karakter peserta. Tes ini menguji konsistensi jawaban dalam menggambarkan sifat asli seseorang.
Setiap jenis tes memiliki fungsi dan sasaran yang berbeda, tetapi semuanya saling melengkapi dalam membentuk profil psikologis peserta. Maka dari itu, penting untuk memahami cara kerja masing-masing tes agar kamu bisa menjawab dengan lebih percaya diri dan tepat sasaran.
Contoh Soal Psikotes POLRI dan Pembahasan
Agar kamu lebih siap menghadapi tahapan psikotes dalam seleksi POLRI, berikut adalah beberapa jenis soal yang sering muncul lengkap dengan cara menjawabnya. Meskipun hasil tes psikologi tidak sepenuhnya tentang benar atau salah, pemahaman terhadap pola soal bisa meningkatkan ketenangan dan ketepatan saat menjawab.
1. Tes Logika Aritmatika (Deret Angka)
Contoh Soal: 2 – 4 – 8 – 16 – ?
Pembahasan:
Setiap angka dikalikan dua.
2 × 2 = 4
4 × 2 = 8
8 × 2 = 16
16 × 2 = 32
Jawaban: 32
Tips Menjawab:
Kerjakan dengan tenang, jangan terburu-buru. Fokus pada pola dan cermati operasi yang terjadi di antara angka-angka.
2. Tes Penalaran Gambar
Contoh Soal:
Diberikan empat gambar pola, kamu diminta memilih gambar ke-5 sebagai lanjutan dari pola.
🟦➡️🔲➡️🟧➡️🔳➡️?
Pembahasan:
Biasanya pola gambar melibatkan bentuk, warna, atau arah. Perhatikan urutan dan perubahan antar gambar.
Tips Menjawab:
Latih kepekaan terhadap detail. Jangan terpaku hanya pada bentuk, tetapi juga lihat rotasi, warna, dan posisi elemen.
3. Tes Pauli/Kraepelin (Tes Hitungan Angka Berurutan)
Contoh Soal:
Kamu diminta menjumlahkan deretan angka secara vertikal dengan kecepatan tertentu, misalnya:
diff
SalinEdit
4
+7
——
?
Pembahasan:
4 + 7 = 11, tulis angka terakhirnya saja, yaitu 1
Tips Menjawab:
Fokus dan ritmis. Jangan kejar kecepatan saja, utamakan akurasi. Latih di rumah agar otot tangan dan mata terbiasa mengikuti pola kerja cepat.
4. Tes Wartegg
Contoh Soal:
Tersedia 8 kotak kosong, masing-masing berisi bentuk dasar seperti titik, garis lengkung, atau sudut. Peserta diminta melanjutkan menjadi gambar utuh.
Pembahasan:
Tidak ada jawaban benar atau salah, tetapi penguji menilai kreativitas, imajinasi, dan kecenderungan emosi.
Tips Menjawab:
Buat gambar yang logis dan positif, misalnya wajah tersenyum, pohon, atau benda konkret. Hindari gambar yang mencerminkan kekerasan atau konflik.
5. Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule)
Contoh Soal:
Pilih salah satu dari dua pernyataan berikut:
A. Saya senang memimpin kelompok.
B. Saya suka membantu orang lain bekerja.
Pembahasan:
Tidak ada jawaban benar atau salah. Pilih pernyataan yang benar-benar mencerminkan dirimu, namun tetap selaras dengan karakter seorang anggota POLRI: bertanggung jawab, inisiatif, loyal, dan mampu bekerja dalam tim.
Tips Menjawab:
Jangan memilih semua jawaban yang “terlalu baik” karena hasil bisa terlihat tidak konsisten. Jadilah jujur, tapi tetap relevan dengan karakter ideal polisi.
Jika kamu berlatih dengan soal-soal seperti ini secara rutin, bukan hanya terbiasa dengan bentuk tesnya, tapi juga lebih siap secara mental dalam menghadapinya.
Cara Menjawab Psikotes dengan Strategi yang Tepat
Tes psikologi dalam seleksi POLRI bukanlah ujian akademik biasa. Tidak semua soal memiliki jawaban benar atau salah yang mutlak. Banyak soal justru dirancang untuk melihat konsistensi, kejujuran, dan karakter asli dari peserta. Maka dari itu, penting untuk tidak hanya paham bentuk soalnya, tetapi juga memiliki strategi menjawab yang tepat dan selaras dengan nilai-nilai kepolisian.
Berikut beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:
1. Jawab Jujur, tapi Tetap Selaras dengan Karakter Polisi
Kejujuran adalah dasar dari psikotes, tetapi tetap harus dipadukan dengan profil ideal anggota POLRI. Misalnya, jika ada pertanyaan tentang apakah kamu mudah menyerah, hindari menjawab “iya” meskipun kadang merasa lelah. Fokus pada membangun citra pribadi yang tegas, tahan tekanan, dan bertanggung jawab.
2. Hindari Jawaban Ekstrem
Dalam tes kepribadian seperti EPPS atau DISC, pilihlah jawaban yang seimbang dan realistis. Jawaban yang terlalu ideal atau terlalu ekstrem bisa terbaca tidak jujur atau tidak konsisten. Misalnya, menjawab bahwa kamu selalu ingin bekerja sendiri bisa menunjukkan sikap individualistis, yang tidak cocok dengan budaya kerja dalam tim di POLRI.
3. Jaga Konsistensi
Banyak tes yang mengulang pertanyaan dengan redaksi berbeda. Jika kamu menjawab tidak konsisten, sistem akan menilai kamu tidak stabil secara kepribadian. Maka penting untuk menjawab dengan pola pikir dan nilai yang sama dari awal sampai akhir.
4. Latihan Secara Rutin
Sama seperti tes akademik, latihan akan membiasakan kamu dengan pola soal dan mengurangi tekanan saat ujian sebenarnya. Semakin sering kamu berlatih, semakin cepat dan tepat kamu bisa menjawab tanpa perlu berpikir terlalu lama.
5. Perhatikan Instruksi dengan Seksama
Satu kesalahan fatal dalam psikotes adalah mengabaikan instruksi. Beberapa soal menggunakan kata kunci seperti “pilih yang paling sesuai” atau “pilih dua dari empat pilihan”. Salah mengikuti perintah bisa membuat hasil tesmu tidak valid.
Kesalahan Umum dalam Psikotes dan Cara Menghindarinya
Banyak peserta seleksi POLRI gagal dalam tahap psikotes bukan karena mereka tidak layak, tetapi karena melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Memahami kesalahan umum ini akan membantumu lebih waspada dan siap saat mengerjakan soal nanti.
1. Terlalu Banyak Berpikir
Beberapa peserta terlalu berusaha menjawab “sebaik mungkin” sampai-sampai mengabaikan kejujuran dan insting. Akibatnya, jawaban jadi tidak konsisten dan hasil akhirnya justru tidak mencerminkan kepribadian yang stabil.
Cara menghindarinya:
Jawablah dengan tenang dan spontan, sesuai dengan prinsip dan kebiasaan yang kamu yakini, bukan apa yang kamu kira akan dianggap “paling benar”.
2. Tidak Membaca Instruksi dengan Teliti
Karena panik atau terburu-buru, banyak peserta salah mengisi atau salah memahami perintah soal. Hal ini bisa menyebabkan nilai tidak terbaca sistem atau dianggap tidak valid.
Cara menghindarinya:
Baca setiap instruksi dengan seksama sebelum menjawab. Jangan ragu bertanya pada pengawas jika ada kalimat yang tidak kamu pahami.
3. Menjawab Terlalu Ideal
Misalnya, menjawab bahwa kamu selalu tenang dalam semua kondisi atau selalu suka membantu tanpa pamrih. Meskipun terdengar positif, jawaban yang terlalu sempurna bisa dinilai tidak realistis atau dibuat-buat.
Cara menghindarinya:
Bersikap jujur dan seimbang. Tampilkan sisi terbaikmu, tapi tetap masuk akal dan manusiawi.
4. Mengosongkan Soal
Beberapa peserta mengosongkan soal karena bingung, ragu, atau menganggap tidak penting. Padahal, terlalu banyak jawaban kosong bisa menunjukkan kurangnya antusiasme atau ketidaksiapan mental.
Cara menghindarinya:
Jawab semua soal sebisa mungkin, terutama soal kepribadian. Tidak ada jawaban salah, jadi lebih baik memilih dibanding tidak menjawab sama sekali.
Tips Persiapan Mental dan Fisik Menjelang Psikotes
Persiapan psikotes tidak hanya soal materi, tetapi juga kondisi fisik dan mental. Jika kamu kelelahan atau tidak fokus saat hari ujian, hasilnya bisa sangat terpengaruh. Berikut beberapa tips agar kamu siap secara menyeluruh:
1. Tidur Cukup Sebelum Ujian
Pastikan kamu tidur minimal 6–8 jam di malam sebelum tes. Kurang tidur bisa memengaruhi konsentrasi dan stabilitas emosi.
2. Makan dengan Gizi Seimbang
Hindari perut kosong atau terlalu kenyang saat tes. Konsumsi makanan bergizi seperti nasi, telur, sayur, dan air putih untuk menjaga energi dan konsentrasi.
3. Jangan Belajar Terlalu Berat di Hari Sebelum Tes
Gunakan hari sebelum psikotes untuk istirahat ringan atau sekadar membaca ulang poin-poin penting. Jangan memaksakan otak bekerja keras karena bisa mengganggu ketenangan mental.
4. Tenangkan Pikiran dan Hindari Stres
Latih pernapasan, dengarkan musik santai, atau lakukan aktivitas ringan yang membuatmu rileks. Datang lebih awal ke lokasi ujian agar tidak terburu-buru.
5. Bangun Kepercayaan Diri
Ingat bahwa psikotes bukan tentang menjadi sempurna, tetapi tentang menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya. Jika kamu sudah jujur, konsisten, dan siap mental, maka kamu sudah satu langkah lebih dekat ke tahap kelulusan.
Tes psikotes dalam seleksi CASIS POLRI bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi salah satu penentu utama kelulusan. Tes ini mengukur karakter, kepribadian, kestabilan emosi, serta kesiapan mental kamu untuk menjadi bagian dari institusi yang menjunjung tinggi disiplin dan tanggung jawab. Karena itu, memahami bentuk soal, cara kerja tes, serta strategi menjawabnya sangat penting.
Jangan anggap remeh tahapan ini. Banyak peserta yang gagal bukan karena tidak mampu, tetapi karena tidak siap secara mental atau tidak memahami esensi dari setiap soal yang diberikan. Dengan latihan yang konsisten, pemahaman terhadap tipe-tipe psikotes, serta persiapan fisik dan mental yang matang, kamu akan lebih percaya diri dan mampu menghadapi psikotes dengan tenang.
Jika kamu ingin mencoba latihan langsung, gunakan simulasi psikotes CAT Polri untuk mengenali pola soal dan membiasakan diri sebelum hari ujian. Persiapkan dirimu sebaik mungkin bukan hanya untuk lulus, tapi juga untuk membuktikan bahwa kamu layak menjadi anggota POLRI yang berintegritas.